-->

Sabtu, 14 Februari 2015

Cegah Pengeboman Ikan Pemkot Bontang Diminta Intensifkan Patroli Laut

Cegah Pengeboman Ikan Pemkot Bontang Diminta Intensifkan Patroli Laut - Penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti bom ikan di wilayah pesisir Kota Bontang, ternyata masih menjadi momok.

Puluhan nelayan yang tergabung dalam kelompok nelayan pancing dan budidaya, mengeluhkan ulah sejumlah oknum nelayan yang menangkap ikan secara instan dengan cara mengebom terumbu karang tempat ikan berkumpul dan berkembang biak.

"Mohon instansi terkait lebih intensif melakukan pengawasan, karena sampai sekarang masih ada saja pihak yang menggunakan bom ikan di laut Bontang," ujar Supardi, saat mengikuti temu wicara dengan Walikota Bontang Adi Darma, Rabu (11/2/2015).

Menurut Supardi, aksi pengeboman ikan di wilayah pesisir Bontang hingga kini masih menjadi momok bagi nelayan tangkap, khususnya pemancing.

Pasalnya, akibat aksi tersebut habitat karang tempat ikan berkembang biak jadi rusak dan punah. Sementara kelompok pemancing sangat tergantung dengan kesuburan karang. "Nah, kami ini takut melarang para pembom ikan tersebut, khawatir nanti justru ada masalah," bebernya.

Ketua Kelompok Nelayan Kakap Merah tersebut meminta pemerintah dalam hal ini Dinas Perikanan, Kelautan, Pertanian dan Kehutanan (DPKP), dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bontang, pro aktif melakukan pembinaan.

Bahkan jika perlu melakukan tindakan tegas bagi pelaku yang tertangkap tangan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. "Sayang kalau dibiarkan, jadinya sia-sia saja pemerintah dan perusahaan menanam terumbu karang setiap tahun," ungkapnya.

Walikota Bontang Adi Darma berjanji akan segera menindaklanjuti aksi pengeboman ikan di pesisir Bontang. Ia meminta DPKP dan BLH segera melakukan koordinasi dengan Polair, Pos Lanal Bontang dan Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Bontang, menindak pengebom ikan

"Ini masukan yang baik, penggunaan bom ikan memang tidak dibenarkan karena sifatnya merusak dan membunuh habitan terumbu karang," katanya.

Terpisah, Kepala BLH Bontang Agus Amir saat dikonfirmasi mengakui bahwa hingga kini masih ada segelintir nelayan yang menggunakan bom ikan di wilayah pesisir Bontang. Kendati demikian, intensitasnya sudah jauh berkurang dibanding beberapa tahun silam. "Memang masih ada tapi hanya segelintir saja, asal-usul mereka juga tidak kita ketahui, yang jelas tidak semua nelayan Bontang," ungkapnya.

Terkait permintaan nelayan agar dilakukan patroli rutin, Agus mengatakan selama kurun 2 tahun pihaknya sudah melakukan patroli rutin yakni minimal 3 bulan sekali. Sasaran patroli antara lain difokuskan di wilayah konservasi terumbu karang garapan Pemerintah maupun perusahaan swasta.

Previous
Next Post »