“Kami berjanji akan tetap berjuang dan mengawal kasusmu untuk mendapatkan keadilan yang pantas buatmu. Selamat jalan Engeline, istirahatlah dengan tenang. Kami semua mencintaimu”.
Demikian sepenggal puisi yang disampaikan sahabat Engeline (sebelumnya disebut Angeline), Hartini yang juga menjadi murid di SDN 12 Sanur, Denpasar, Bali.
Puluhan teman sekolah Engeline pun terdiam ketika mendengar lengkingan suara Hartini ketika membaca puisi yang dikarangnya sendiri untuk sahabatnya dalam acara peringatan 100 hari kematian Engeline di rumah Margreit Megawe Jalan Sedap Malam Sanur, Rabu (26/8/2015).
Inilah petikan puisi Hartini.
“Engeline, kami sahabatmu, kami temanmu, dan kami adalah saudaramu.
Disini dimana kamu menghabiskan waktumu bekerja, bermain, dan tertekan.
Disini pula kamu harus merenggang nyawa atas kekejaman ibu angkatmu.
Engeline sayang, kami mencintaimu.
Mungkin kamu lebih baik meninggalkan kami lebih dahulu dari pada harus menghabiskan waktumu dengan kesakitan.
Kami berjanji akan tetap berjuang dan mengawal kasusmu untuk mendapatkan keadilan yang pantas buatmu.
Selamat jalan Engeline, istirahatlah dengan tenang.
Kami semua mencintaimu.”
Acara itu pun tak luput dari perhatian warga.
Puluhan warga nampak saling berjejal untuk melihat beberapa teman sekolah Engeline membacakan puisi karya mereka bagi Engeline.
Peringatan 100 hari meninggalnya Angeline ini dihadiri oleh teman-teman Angeline dari SDN 12 Sanur dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di Bali diantaranya, LBH Apik, Harmoni Bali, Hapmi Bali, dan Manikaucy.
Sekjen P2TP2A Denpasar, Siti Sapura mengatakan, acara tersebut juga dilakukan untuk menyadarkan masyarakat agar tidak melakukan kekerasan kepada anak-anak.
"Biarlah kasus Engeline menjadi kasus kekerasan terhadap anak yang terakhir," imbuhnya.
Acara tersebut pun dilanjutkan dengan doa bersama dan pembakaran 1000 lilin.
Suasana berlangsung khidmat.