Kisah Pria Asal Bontang yang Meniti Karir di Jepang (2-Habis); Penghasilan Rp 1 Miliar, Rekrut Orang Indonesia di Jepang Buat Bekal di Tanah Air - Ada yang menarik dari kisah sukses pria asal Bontang satu ini. Adi –sapaan akrab Asriyadi– menceritakan, peluang di Jepang untuk berekspresi lebih baik cukup terbuka lebar. Jepang bukanlah negara yang begitu mempersoalkan tingkat pendidikan. Kata Adi, Nipon –sebutan lain dari Jepang– tidak pernah mempermasalahkan pekerja dengan tingkat pendidikan. Menurut Adi, Jepang lebih senang dengan pekerja yang memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi. Bahkan, jika dihitung dalam angka, pabrik di Jepang lebih didominasi pekerja yang hanya memiliki tingkat lulusan sebatas SMP (baca: Kisah Pria Asal Bontang yang Meniti Karir di Jepang). “Bisa dibayangkan betapa luasnya lapangan pekerjaan di Jepang. Jadi, kesimpulannya sekolah sangatlah tidak berhubungan dengan pekerjaan. Dimana ada kemauan disitulah digembleng sehingga timbulah kemampuan,” katanya.
Namun hal tersebut bukanlah tanpa ada duka. Cerita kelam juga kerap kali mengiringi langkahnya untuk mendapatkan hasil yang manis. Kata dia, sebagai orang asing di Negeri Sakura bukannya tak pernah ada persoalan yang dihadapi. Kadang, meski sudah cukup lama berdomisili di Jepang, ia juga sering dipusingkan dengan bahasa yang menyinggung hukum dan peraturan. “Kalau mengenai suka dan duka sudah pasti ada, apalagi saya orang asing, meskipun sudah lama hidup di sini ada saja hal yang selalu bikin pusing menyangkut dengan bahasa yang menyinggung hukum dan peraturan,” jelasnya.
Adi mengaku dirinya mendapatkan penghasilan yang cukup fantastis bila dibandingkan bekerja di Bontang. Dalam setahun, pria yang memiliki kumis tipis situ bisa mengantongi penghasilan senilai 10 juta yen Atau setara dengan Rp 1 miliar. “Mengenai pendapatan saya per tahun sekitar 10 juta yen. Mungkin sekitar 1 miliar rupiah,” terangnya.
Meski berpenghasilan selangit, Adi mengaku ini bukanlah titik puncak karirnya. Kata dia, masih banyak yang harus dia raih. Cita-cita mulia ditanamkan dirinya. Dimana, saat ini ia berharap bisa membantu warga Indonesia berbuat banyak di Jepang. Sama seperti dirinya. “Untuk sementara ini saya masih berada di lereng gunung. Masih terlalu muda untuk mencampai puncak. Masih banyak yang belum tercapai,” akunya. “Sementara ini saya sedang menerima karyawan yang berasal dari Indonesia yang berdomisili di Jepang, yang kemudian nanti mereka akan pulang ke Indonesia dan membuat suatu perusahaan nantinya. Sehingga bisa menanggulangi pengangguran. Cita-cita lain saya akan membuka cabang di Indonesia,” sambungnya.
Kelamaan di negeri orang rupanya membuat Adi terkadang rindu dengan kampung halaman. Sebagai penawar rindu, tak jarang ia menyempati mampir ke restoran Indonesia. “Sekarang lumayan banyak restoran Indonesia di Jepang. Tentu ini restoran Jepang yang menyediakan halal food lebih banyak. Untuk menghilangkan rindu adalah ke masjid atau musala sehingga bisa berjumpa dengan kawan-kawan yang lainnya,” tutupnya.
--sumber : klikbontang.com---