JOMBANG - Ribuan peserta Muktamar KE-33 NU tiba-tiba menghilang. Mereka tidak berada di tempatnya menginap yang ada di empat pondok pesantren di Jombang, yakni Ponpes Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum.
Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33 Jombang, Saifullah Yusuf mengatakan, menghilangnya para peserta tersebut diketahui setelah panitia muktamar melakukan pengecekan terhadap daftar registrasi para peserta di masing-masing pondok.
Jumlah peserta yang melakukan registrasi sesuai dengan kuota di setiap pondok tapi mereka yang menginap sangat sedikit. Dari 400 lebih cabang atau PCNU, yang menginap hanya 173 cabang saja.
"Plotting peserta di masing-masing sekitar 800 orang, tapi yang menginap hanya antara 150 sampai 200 orang saja," tegasnya, Minggu (2/8/2015).
Fenomena itu, kata Gus Ipul, sangat aneh dan janggal karena mereka sudah registrasi tapi tidak masuk dan menginap di pondok yang sudah ditentukan.
"Ini sangat janggal. Ono daftare kok ora ono wonge (ada daftarnya tapi tidak ada orangnya). Kemana mereka semua," tandasnya.
Gus Ipul menduga, permasalahan tersebut bisa jadi terkait dengan kuatnya konstalasi pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum Tanfidziah PBNU. Menyikapi hal itu, panitia akan melakukan antisipasi hingga mengambil skenario terburuk.
"Mudah-mudahan apa yang terjadi ini bisa segera normal kembali," harapnya.
Selain ribuan peserta yang ogah menginap di pondok pesantren, panitia, kata Gus Ipul, juga menemukan keanehan lain, yakni banyak munculnya kartu identitas ganda yang dipegang peserta muktamar.
Anehnya lagi, di saat panitia secara resmi belum mengeluarkan ID Card, banyak peserta yang sudah memiliki dan mengantongi ID Card.
"Ini aneh, dari mana mendapatkan identitas ID Card itu. Padahal panitia sudah menyiapkan registrasi dengan baik dan benar," sergah Ketua PBNU ini.
Kondisi tersebut diperparah dengan munculnya sejumlah kendala teknis, dimana komputer yang dipakai panitia kerap mati saat melayani pendaftaran dan registrasi para peserta muktamar.
"Makanya, semua akan dicek ulang. Apakah karena kendala teknologi atau human error," janji Gus Ipul yang juga Wakil Gubernur Jatim ini.
Keanehan tabiat peserta Muktamar NU ke-33 juga dijelaskan oleh Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Sholahudin Wahid. Di pondok pesantren yang diasuhnya, jatah peserta menginap berdasarkan kuota dari panitia muktamar hanya 945 orang, tapi yang menginap ternyata lebih dari 2.400 orang. "Ini aneh," tegasnya.
Pihaknya, kata Gus Sholah, tidak mau overload-nya peserta yang datang dan menginap di Ponpes Tebuireng tersebut tidak untuk mengacau dan melakukan tindakan yang tidak benar.
"Jangan sampai datang ke Tebuireng untuk menghuni dan mengiming-imingi. Apalagi melakukan politik uang," tandas Adik Gus Dur ini.